Building Construction

In the fields of architecture and civil engineering, construction is a process that consists of the building or assembling of infrastructure.

Structural Engineering

Structural engineering is a field of engineering dealing with the analysis and design of structures that support or resist loads.

Enviromental Engineering

Environmental engineering is the application of science and engineering principles to improve the natural environment.

Hydraulics and Fluid Mechanics

Pipe flow, a branch of Hydraulics and Fluid Mechanics, is a type of liquid flow within a closed conduit (conduit in the sense of a means of containment).

Highway and Transportation

A highway may be either a major road or more widely to any public road.

Pages

Selasa, 14 Agustus 2012

Timber Engineering

TEKNIK PENEBANGAN KAYU
Penebangan merupakan langkah awal dari kegiatan pemanenan kayu, meliputi
tindakan yang diperlukan untuk memotong kayu dari tunggaknya secara aman dan efisien
(Suparto, 1979). Tujuan penebangan adalah untuk mendapatkan bahan baku untuk
keperluan industri perkayuan dalam jumlah yang cukup danvberkualitas baik.
Pada dasarnya kegiatan penebangan pohon terdiri dari 3 kegiatan, yaitu :
1. Persiapan dan pembersihan tumbuhan bawah. Tujuannya adalah untuk
mempermudah kegiatan penebangan dan mencegah terjadinya kecelakaan selama
kegiatan penebangan.
2. Penentuan arah rebah.
3. Pembuatan takik rebah dan takik balas.
Arah rebah Pohon.
Sebelum penebangan dimulai perlu dilakukan penandaan terhadap pohon yang akan
ditebang dan pohon yang tidak boleh ditebang. Penandaan ini harus dilakukan pada setiap
pohon yang dimaksud dengan menggunakan cat atau bahan lain yang tahan lama.
Terdapat beberapa hal yang penting yang perlu diperhatikan dalam menentukan arah
rebah pohon, yaitu :
a. Kondisi pohon : kondisi pohon yang dimaksud disini adalah posisi pohon (normal atau
miring): kesehatan pohon (gerowong atau terdapat cacat-cacat lain yang
mempengaruhi rebahnya pohon); bentuk tajuk dan keberadaan banir.
b. Kondisi lapangan di sekitar pohon : kondisi lapangan ini meliputi keadaan vegetasi di
sekitar pohon yang akan ditebang, termasuk keadaan tumbuhan bawah, lereng,
rintangan (jenis-jenis pemanjat, tunggak dan batu-batuan).
c. Keadaan cuaca pada saat penebangan. Apabila hujan turun dan angin kencang, maka
semua kegiatan harus dihentikan.
Keberhasilan penebangan sangat ditentukan oleh arah rebah pohon. Arah rebah yang
benar akan menghasilkan kayu sesuai dengan yang diinginkan dan kecelakan kerja
dapat dihindari serta kerusakan terhadap lingkungan dapat ditekan, sedangkan apabila
arah rebah yang ditentukan tidak benar, maka kayu akan rusak dan kemungkinan
terjadinya kecelakaan sangat besar serta pohon yang rebah akan merusak lingkungan
sekitarnya. Oleh karenanya dalam nenentukan arah rebah pohon harus berpedoman
pda ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan. Bebererapa ketentuan arah rebah
yang benar adalah sebagai berikut :
 Sedapat mungkin menghindari arah rebah yang banyak dijumpai rintangan, seperti :
batu-batuan, tunggak, pohon roboh dan parit.
 Jika pohon terletak di lereng atau tebing, maka arah rebah diarahkan ke puncak lereng.
Salah Benar
 Diusahakan menuju tempat yang tegakan tinggalnya relatif sedikit.
 Arah rebah diupayakan disesuaikan dengan arah penyaradan kayu atau ke arah yang
memudahkan penyaradan kayu.
 Pada daerah yang datar, arah rebah pohon disesuaikan dengan bentuk tajuk dan posisi
pohon.
Selain menentukan arah rebah pohon, perlu juga ditentukan arah keselamatan bagi
regu penebang. Apabila sebatang pohon akan ditebang, luas daerah berbahaya
diperkirakan 2 x tinggi pohon yang bersangkutan (Gambar 2). Demi menjamin
keselamatan penebang, maka daerah yang aman berada pada sudut 45 di kiri dan
kanan garis lurus arah rebah pohon yang ditentukan (Gambar 3).
Teknik Penebangan
Selain arah rebah pohon, faktor yang menentukan keberhasilan penebangan adalah
pembuatan takik rebah dan takik balas. Takik rebah dan takik balas ini yang akan
menentukan arah robohnya pohon. Tipe-tipe takik rebah yang dapat digunakan antara lain
: (1) tipe biasa, (2) tipe humbolt, (3) dan (4) tipe takik rebah yang digunakan untuk pohon
yang besar.
Tipe takik rebah nomor (1) merupakan takik rebah yang umum digunakan pada
kegiatan penebangan kayu rimba di hutan alam, sedangkan tipe nomor (2) adalah tipe
takik rebah yang umum digunakan pda kegiatan tebang habis di hutan jati.
Sebelum takik rebah dibuat, untuk pohon-pohon yang mempunyai banir perlu
dilakukan pemotongn (pengeprasan) banir, yaitu memotong banir sehingga diameter
pangkal mendekati diameter batang kayu. Tujuan dari pengeprasan banir adalah untuk
memudahkan pembuatan takik rebah dan takik balas.
Pembuatan takik rebah dan takik balas dapat dilakukan dengan menggunakan alatalat
konvensional (gergai tangan, kapak) dan peralatan mekanis (gergaji rantai)
Secara umum urutan pembuatan takik rebah dan takik balas adalah sebagai berikut :
Membuat takik rebah.
Takik rebah terdiri dari 2 bagian utama, yaitu alas takik dan atap takik. Alas takik
dibuat terlebih dahulu dengan kedalaman berkisar antara 1/5 – 1/3 diameter pohon (dbh).
Setelah pembuatan alas takik, selanjutnya membuat atap takik dengan sudut 45 dari alas
takik, hasilnya berupa potongan yang disebut dengan mulut takik.
Membuat takik balas.
Tinggi takik balas diperkirakan 1/10 diameter pohon dari garis perpanjang alas takik.
Takik balas dibuat dengan cara memotong pohon secara horizontal pada ketinggian di atas
sampai kayu engsel.
Kayu engsel.
Kayu engsel merupakan bagian kayu antara takik balas dan takik rebah. Kayu ini
lebarnya kurang lebih 1/10 diameter. Fungsi dari kayu engsel adalah sebagai kemudi dalam
mengarahkan rebahnya pohon.
Cara pembuatan takik rebah dengan menggunakan gergaji rantai untuk kayu yang
berdiameter besar berbeda dengan cara pembuatan takik rebah untuk kayu yang
berdiameter kecil. Pohon kecil yang dimaksud disini adalah diameter pohon lebih kecil dari
panjang bilah gergaji yang digunakan, sedangkan kayu besar adalah jika diameter pohon
lebih besar dari panjang bilah gergaji yang digunakan. Pada kegiatan penjarangan
umumnya penebangan dilakukan tanpa membuat takik rebah seperti di atas, tetapi cukup
dengan memotong pohon secara horisontal hingga pohon yang bersangkutan rebah.
Pembuatan takik rebah yang tidak benar akan mengakibatkan pohon tidak rebah ke
arah yang sudah ditentukan. Selain itu takik rebah yang terlalu dalam akan mengakibatkan
kayu rebah sebelum waktunya dan terjadi unusan, yaitu serat kayu yang terjulur di atas
tunggak sebagai akibat kesalahan dalam pembuatan takik rebah.
Peralatan Penebangan
Peralatan non mekanis
Gergaji tangan untuk 2 orang
Gergaji ini dapat dibedakan berdasarkan bentuk gigi gergajinya. Macam-macam gigi
gergaji antara lain : bentuk segitiga (segitiga selang datar maupun segitiga selang
lengkung), bentuk m dan hobelzhan.
Kapak
Tipe kapak dapat dibedakan berdasarkan bobot kapak dan jumlah mata kapak.
Berdasarkan bobotnya kapak dapat diklasipikasikan sebagai berikut :
Kapak yang berat : lebih dari 1400 gram
Kapak yang sedang : antara 1200 – 1400 gram
Kapak yang ringan : kurang dari 1200 gram
Berdasarkan jumlah mata kapak, maka dikenal kapak bermata satu dan kapak bermata
dua. Alat ini biasanya digunakan untuk pengeprasan banir, membuat mulut takik,
membersihkan cabang dan kadang-kadang berfungsi sebagai pemukul baji.
Baji
Baji adalah suatu alat berbentuk segi empat dengan mata yang tidak tajam, bagian
punggungnya lebih tebal dari bagian matanya. Alat ini dapat dibuat dari kayu, plastik, besi
atau aluminium.
Kegunaan dari baji antara lain adalah untuk membentu mengarahkan rebahnya pohon dan
menghindari agar gergaji tidak terjebpit.
Kikir.
Fungsi dari kikir adalah untuk menajamkan dan merawat gigi gergaji. Bentuk kikir
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kikir bulat dan kikir segitiga.
Peralatan mekanis.
Gergaji rantai.
Gergaji rantai digunakan untuk membuat takik rebah dan takik balas, dan untuk
memotong bagian-bagian kayu lainnya, baik dalam kegiatan pembersihan cabang,
penebangan maupun pembagian batang.
Pada dasarnya gergaji terdiri dari 3 bagian utama, yaitu mesin penggerak, bilah
pemadu (penghantar) dan rantai gergaji.
Pada tahun 1970-an jenis gergaji yang banyak digunakan adalah gergaji buatan
Amerika, seperti Mculloch, Homelite, Pioneer, Echo dsb, tetapi merek-merek tersebut
sebenarnya kurang cocok untuk postur orang Asia termasuk Indonesia, disamping itu jenis
tersebut bobotnya terlalu berat. Gergaji rantai buatan Eropa merupakan gergaji yang relatif
ringan dan kecil, sehingga relatif sesuai untuk ukuran tubuh orang Asia. Merek-merek
gergaji buatan eropa antara lain adalah STIHL, Dolmar, Hosquarna, Uran, dsb. Pada saat
ini model yang paling umum adalah gergaji yang terbuat dari bahan ringan, kekuatan mesin
berkisar antara 10 – 12 HP dan panjang bilah penghantarnya antara 24 – 30 inchi.
Untuk menjaga keselamatan selama bekerja, seorang penebang seharusnya memakai
perlengkapan penebangan yang lengkap. Perlengkapan tersebut antara lain :
1. Jaket (pakaian) khusus yang dirancang untuk kegiatan pemotongan kayu.
2. Celana panjang
3. Sepatu lapangan
4. Helm pengaman
5. Pelindung muka
6. Penutup telinga
7. Sarung tangan
Feller (penebang)
Alat ini adalah alat penebang modern, yaitu berupa traktor yang dilengkapi dengan
peralatan pemotongan kayu yang mekanis, dan biasanya hanya digunakan untuk
menebang poon.
Harvester
Alat sama dengan feller, tetapi alat dirancang untuk menebang, membersihkan
cabang dan membagi batang secara otomatis.
Feller Bunchers.
Sama dengan feller, tetapi berfungsi juga mengumpulkan kayu yang rebah ke
tempat pengumpulan.
Clipping dan Shearing Tools.
Alat pemotong dari alat tebang ini berupa pisau atau gunting. Kegunaan alat ini
terutama untuk memotong pohon dalam rangka membuat jalan strip.
Ketentuan Penebangan dalam Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI)
Dalam kegiatan penebangan di hutan alam di luar Jawa perlu diperhatikan
ketentuan-ketentuan yang telah berlaku. Berdasarkan petunjuk teknis pelaksanaan Tebang
Pilih Tanam Indonesia (TPTI), disebutkan bahwa pohon yang ditebang adalah pohon-pohon
jenis komersial (seperti meranti, agathis, dll) sesuai dengan batas diameter yang
ditetapkan. Batas diameter yang diijinkan adalah 50 cm ke atas untuk hutan produksi tetap
dan 60 cm ke atas untuk hutan produksi terbatas. Pohon-pohon yang akan ditebang ini
harus diberi tanda silang warna merah dan tanda arah rebah pada pohon yang
bersangkutan. Selain itu pohon-pohon tersebut berada pada Rencana Karya Tahunan (RKT)
yang telah disyahkan dan dilakukan pada setiap blok secara berurutan. Dengan demikian
tidak diperkenanankan melakukan penebangan di luar RKT yang telah disyahkan.
Sedangkan pohon-pohon yang tidak boleh ditebang adalah sebagai berikut :
1. Pohon inti (diberi tanda dengan cat warna kuning).
2. Pohon-pohon yang dilindungi.
3. Pohon-pohon yang dianggap keramat oleh masyarakat sekitar hutan.
4. Pohon-pohon yang tidak diberi tanda silang.
Semua pohon yang berjarak (radius) 50 m dari sumber mata air, saka alam atau suaka
margasatwa, jalur vegetasi sepanjang jalan raya/propinsi; pohon-pohon pada jarak 100 m
dari daerah yang mengandung nilai estetika (keindahan) dan semua pohon pada jarak 200
m dari tepi sungai/pantai.

Surveying

Konsep Dalam Survei Konstruksi
Quantcast 
KONSTRUKSI
adalah suatu kegiatan yang hasil akhirnya berupa bangunan/konstruksi yang menyatu dengan lahan tempat kedudukannya, baik digunakan sebagai tempat tinggal atau sarana kegiatan lainnya. Hasil kegiatan antara lain : gedung, jalan, jembatan, rel dan jembatan kereta api, terowongan, bangunan air dan drainase, bangunan sanitasi, landasan pesawat terbang, dermaga, bangunan pembangkit listrik, transmisi, distribusi dan bangunan jaringan komunikasi. Kegiatan konstruksi meliputi perencanaan, persiapan, pembuatan, pembongkaran dan perbaikan bangunan.

KONTRAKTOR UMUM
adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembangunan, perubahan/perombakan, perbaikan dan pembongkaran gedung-gedung, jalan raya, jalan-jalan dalam kota, gorong-gorong, saluran bawah tanah, pipa air minum, jalan kereta api, dermaga, trowongan kereta api bawah tanah, jalan bebas hambatan, jembatan, sanitasi, irigasi, tanggul (pengendali banjir), pembangkit listrik tenaga air, saluran gas, pelabuhan udara, kincir air, lapangan atletik, lapangan golf, kolam renang, lapangan tenis, tempat parkir, sistem komunikasi, jalur telepon, telegraph dan sebagainya. Juga termasuk perusahaan yang melakukan konstruksi di laut seperti pengerukan lumpur, pemindahan batu karang di bawah air, pemancang tiang, pengolahan tanah, konstruksi pelabuhan dan terusan. Selain itu perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan seperti : persiapan dan pembangunan daerah pertambangan, pengeboran minyak dan sumber gas alam
.
KONTRAKTOR KHUSUS
adalah perusahaan yang khusus mengerjakan sebagian dari satu pekerjaan proyek pembangunan dan atas dasar sub-kontrak dari kontraktor lain, atau mengerjakan sesuatu pekerjaan dari pemilik (“bouwheer”/investor). Jenis-jenis konstruksi tersebut seperti : pemasangan alat pendingin ruangan (AC), alat pemanas ruangan (heater), batu, ubin, batu marmer, dekorasi, pintu, jendela, lantai, atap, instalasi listrik, fasilitas sanitasi, pondasi, pembongkaran, perbaikan dan pemeliharaan rumah/gedung dsb. 

PERUSAHAAN
adalah suatu badan yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang/jasa, terletak di suatu bangunan fisik pada lokasi tertentu, dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya, serta ada seorang atau lebih yang bertanggung jawab atas resiko usaha. Badan usaha perusahaan konstruksi dapat berbentuk PT, CV, Firma, PT (Persero), Perusahaan Umum atau Perusahaan Jawatan.

JENIS PEKERJAAN (penyiapan lahan, konstruksi umum, elektrik dan telekomunikasi, konstruksi khusus)

1. Penyiapan Lahan meliputi usaha pembongkaran dan penghancuran gedung atau bangunan lain serta pembersihannya, termasuk peledakan, tes pengeboran, pengurukan dan perataan, pemindahan tanah, pembuatan saluran untuk mengeringkan lahan. Tidak termasuk di dalamnya penyiapan lahan untuk usaha pertambangan, seperti untuk pertambangan batu bara dan minyak/gas.

2. Konstruksi Umum
Konstruksi umum meliputi konstruksi sipil gedung dan konstruksi selain gedung.
a. Konstruksi Sipil Khusus Gedung
meliputi usaha pembangunan gedung yang dipakai untuk bangunan hunian biasa, gedung pendidikan, peribadatan, balai pengobatan, perkantoran, penginapan, pusat perdagangan, kawasan industri/pabrik, gedung terminal/stasiun, gedung olah raga, gedung kesenian/hiburan, bangunan pergudangan, hanggar dsb.
b. Konstruksi sipil selain gedung meliputi
1. Konstruksi jalan, jembatan, dan landasan pesawat terbang adalah usaha pembangunan, pemeliharaan, dan perbaikan jalan, jembatan, dan landasan pesawat terbang, termasuk kegiatan pembangunan penunjang landasan dan perlengkapannya, seperti pagar/tembok penahan, trotoir jalan, marka jalan, rambu-rambu.
2. Konstruksi Jalan dan Jembatan Kereta Api : meliputi usaha pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan rel, jembatan dan jalan layang kereta api.
3. Bangunan Terowongan meliputi usaha pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan terowongan bawah tanah, pegunungan/perbukitan dan bawah permukaan air.
4. Konstruksi pengairan meliputi usaha pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan bendungan, waduk, jaringan irigasi, tanggul pengendali banjir, turap dsb.
5. Konstruksi sistem penyaluran dan penampungan air bersih, air limbah dan drainase meliputi usaha pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan seperti bangunan penyadap dan transmisi air baku, bangunan pengolah air baku, bangunan menara air dan reservoir air, jaringan transmisi dan distribusi serta tangki air bersih, saluran air limbah kota, jaringan drainase pemukiman, bangunan pompa, basin retensi.
6. Konstruksi pengolahan, penyaluran dan penampungan minyak dan gas : meliputi usaha pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan bangunan pengolahan minyak dan gas, termasuk bangunan dan transmisi penyadap minyak, bangunan pengolahan reservoir minyak/gas, jaringan penyaluran dan tangki minyak gas.
7. Pengerukan meliputi pengerukan sungai, rawa, danau dan alur pelayaran, kolam dan kanal pelabuhan baik bersifat pekerjaan ringan, sedang maupun berat.
8. Konstruksi Dermaga meliputi usaha pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan dermaga, sarana pelabuhan, penahan gelombang, dan sejenisnya.
9. Konstruksi Sipil Lainnya meliputi usaha pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan bangunan sipil lainnya yang belum termasuk dalam jenis bangunan sipil di atas, seperti lapangan olahraga, sarana pemukiman, tempat parkir, dan sejenisnya.

3. Elektrik dan Telekomunikasi
Kegiatan konstruksi elektrik dan telekomunikasi meliputi :
1. Konstruksi Elektrikal: meliputi usaha pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan pembangkit tenaga listrik, transmisi tegangan tinggi dan distribusi, pembangunan gardu induk, pemasangan tiang listrik, konstruksi listrik penunjang angkutan kereta api, meteorologi dan geofisika
2. Konstruksi Telekomunikasi sarana bantu navigasi laut dan rambu sungai : meliputi pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan menara, pelampung suar, lampu sinyal pelabuhan dan peralatan suar lainnya.
3. Telekomunikasi navigasi udara dan peralatan penyelematan : meliputi usaha pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan pemancar/penerima radar, konstruksi antena, dan sejenisnya.
4. Sinyal dan telekomunikasi kereta api : meliputi usaha pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan konstruksi sinyal lalu lintas dan telekomunikasi kereta api.
5. Sentral telekomunikasi : meliputi usaha pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan sentral telepn/telegraf, konstruksi menara pemancar/penerima radar microwave, bangunan bumi kecil/stasiun satelit.
6. Konstruksi elektrik dan telekomunikasi lainnya : meliputi usaha pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan konstruksi elektrikal dan telekomunikasi lainnya.

4. Konstruksi Khusus
Kegiatan konstruksi khusus terdiri dari :
1. Pemasangan pondasi dan pilar : meliputi kegiatan khusus pemasangan berbagai pondasi dan pilar gedung, jalan/jembatan, konstruksi pengairan dan dermaga.
2. Pembuatan/pengeboran sumur air : meliputi kegiatan khusus pembuatan/pengeboran untuk mendapatkan air tanah, baik skala kecil, skala sedang atau skala besar dan tekanan tinggi.
3. Pembuatan/pengeboran sumur air : meliputi kegiatan khusus pembuatan/pengeboran untuk mendapatkan air tanah, baik skala kecil, skala sedang atau skala besar dan tekanan tinggi.
4. Pemasangan steiger : meliputi kegiatan khusus pemasangan steiger pada bangunan gedung, jalan/jembatan, konstruksi pengairan/dermaga dsj. 
5. Pembuatan atap : meliputi kegiatan khusus pemasangan atap gedung baik tempat tinggal maupun non tempat tinggal
6. Pemasangan bangunan/konstruksi prefab dan pemasangan kerangka baja : meliputi kegiatan khusus pemasangan prefab dab kerangka baja.
7. Konstruksi khusus lainnya : meliputi usaha konstruksi khusus lainnya yang belum disebutkan sebelumnya.
8. Instalasi gedung : adalah kegiatan pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan instalasi yang berada di dalam gedung atau bangunan. Kegiatan tersebut meliputi instalasi air bersih, air limbah dan saluran drainase; instalasi listrik, termasuk di dalamnya instalasi air conditioning; instalasi gas; instalasi elektronika, seperti pemasangan sistem alarm, sircuit televisi, sound sistem; dan mekanikal, seperti lift, tangga berjalan, ban berjalan dan pintu otomatis.
9. Instalasi bangunan sipil : adlah kegiatan pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan instalasi bangunan sipil. Kegiatan tersebut terdirir dari pemasangan dan pemeliharaan instalasi listrik jalan raya, jalan kereta api dan lapangan udara; pemasangan dan pemeliharaan instalasi navigasi laut dan sungai seperti instalasi menara suar, lampu suar, pelampung suar, lampu pelabuhan dan sejenisnya; pemasangan dan pemeliharaan instalasi meteorologi dan geofisika skala kecil, sedang atau besar. Pemasangan dan pemeliharaan instalasi navigasi udara, seperti navigasi Konstruksi Komunikasi Udara, pemancar dan penerima sinyal, vasi, lampu pendekatan, DVOR, ILS, NDB; pemasangan dan pemeliharaan instalasi sinyal dan telekomunikasi kereta api;pemasangan dan pemeliharaan instalasi sinyal dan permabuan jalan raya; pemasangan dan pemeliharaan instalasi telekomunikasi pada sentral telepon/telegraf, stasiun pemancar radar, microwave, stasiun bumi kecil/stasiun satelit dan sejenisnya termasuk kegiatan pemasangan transmisi dan jaringan telekomunikasi; dan instalasi sipil lainnya.
10. Penyelesaian Konstruksi Sipil adalah tahap akhir konstruksi sipil, seperti : pemasangan kaca dan aluminium; pengerjaan lantai, dinding, peralatan saniter dan plafon gedung; pengecatan; pengerjaan interior dan dekorasi dalam penyelesaian akhir,; pengerjaan eksterior dan pertamanan pada bangunan gedung atau konstruksi sipil lainnya; dan kegiatan penyelesaian akhir lainnya pada gedung/konstruksi.

Penyewaan Alat Konstruksi
adalah penyewaan alat konstruksi seperti crane, lorries, molen, buldozer, concrete mixer, mesin pancang disertai dengan operatornya. Tidak termasuk penyewaan peralatan konstruksi yang tidak disertai dengan operatornya.

Pekerja/Karyawan
Pekerja adalah semua orang yang pada saat pencacahan bekerja di perusahaan, meliputi pekerja dibayar dan pekerja tidak dibayar.
1. Pekerja dibayar adalah semua orang yang bekerja di perusahaan/usaha dengan mendapat upah/gaji dan tunjangan-tunjangan lainnya baik berupa uang maupun barang, meliputi pekerja tetap dan pekerja harian lepas. Pekerja harian lepas adalah pekerja yang tidak terikat secara tetap dengan perusahaan, dimana mereka hanya bekerja selama pekerjaan/proyek ada dan bila pekerjaan/proyek telah selesai maka secara otomatis mereka tidak mempunyai hubungan kerja lain dengan perusahaan.
2. Pekerja tidak dibayar meliputi pekerja pemilik dan pekerja keluarga yang ikut aktif pada perusahaan tetapi tidak mendapat upah/gaji. Pekerja keluarga yang bekerja kurang dari 1/3 jam kerja biasa, tidak dihitung sebagai pekerja.
3. Pekerja teknik adalah semua pekerja yang langsung terlibat dalam pembuatan bangunan atau yang berhubungan dengannya, misal : pengawas, mandor, operator peralatan, juru ukur, arsitek, juru gambar, perencana.
4. Pekerja non teknik adalah semua pekerja selain pekerja teknik, seperti karyawan tata usaha, keuangan, resepsionis, sekretaris, juru ketik, dsb.

Nilai konstruksi
adalah nilai pekerjaan yang telah diselesaikan oleh pihak pemborong berdasarkan surat perjanjian atau surat perintah kerja antara pemilik dengan kontraktor.

Barang Modal
Tetap adalah barang yang dimiliki dan digunakan untuk menunjang kegiatan perusahaan. Adapun jenis barang modal seperti tanah, jalan, jembatan, gedung, serta konstruksi lainnya, mesin, kendaraan dan barang modal lain yang penggunaannya lebih dari setahun.

Peralatan Proyek yang Dikuasai
adalah semua mesin dan peralatan proyek yang penguasaannya berada pada perusahaan ini, baik milik sendiri maupun milik pihak orang lain, tidak termasuk peralatan atau mesin yang sedang disewakan atau dipinjamkan pada pihak lain.


Steelworks

TEKNIK STRUKTUR BANGUNAN DENGAN KONSTRUKSI BAJA

Sifat Baja sebagai Material Struktur Bangunan  

Penggunaan baja sebagai bahan struktur utama dimulai pada akhir abad kesembilan belas ketika metode pengolahan baja yang murah dikembangkan dengan skala yang luas. Baja merupakan bahan yang mempunyai sifatstruktur yang baik. Baja mempunyai kekuatan yang tinggi dan sama kuat pada kekuatan tarik maupun tekan dan oleh karena itu baja adalah elemen struktur yang memiliki batasan sempurna yang akan menahan beban jenis tarik aksial, tekan aksial, dan lentur dengan fasilitas yang hampir sama. Berat jenis baja tinggi, tetapi perbandingan antara kekuatan terhadap beratnya juga tinggi sehingga komponen baja tersebut tidak terlalu berat jika dihubungkan dengan kapasitas muat bebannya, selama bentuk-bentuk struktur
yang digunakan menjamin bahwa bahan tersebut dipergunakan secara efisien.

Keuntungan Baja sebagai Material Struktur Bangunan

Di samping kekuatannya yang besar untuk menahan kekuatan tarik dan tekan tanpa membutuhkan banyak volume, baja juga mempunyai sifatsifat lain yang menguntungkan sehingga menjadikannya sebagai salah satu bahan bangunan yang sangat umum dipakai dewasa ini. Beberapa keuntungan baja sebagai material struktur antara lain:

Kekuatan Tinggi

Dewasa ini baja bisa diproduksi dengan berbagai kekuatan yang bisa dinyatakan dengan kekuatan tegangan tekan lelehnya (Fy) atau oleh tegangan tarik batas (Fu). Bahan baja walaupun dari jenis yang paling rendah kekuatannya, tetap mempunyai perbandingan kekuatan per-volume lebih tinggi bila dibandingkan dengan bahan-bahan bangunan lainnya yang umum dipakai. Hal ini memungkinkan perencanaan sebuah konstruksi baja bisa mempunyai beban mati yang lebih kecil untuk bentang yang lebih panjang, sehingga. memberikan kelebihan ruang dan volume yang dapat dimanfaatkan akibat langsingnya profil-profil yang dipakai. 

Kemudahan Pemasangan 

Semua bagian-bagian dari konstruksi baja bisa dipersiapkan di bengkel, sehingga satu-satunya kegiatan yang dilakukan di lapangan ialah kegiatan pemasangan bagian-bagian konstruksi yang telah dipersiapkan. Sebagian besar dari komponen-komponen konstruksi mempunyai bentuk standar yang siap digunakan bisa diperoleh di toko-toko besi, sehingga waktu yang diperlukan untuk membuat bagian-bagian konstruksi baja yang
telah ada, juga bisa dilakukan dengan mudah karena komponen-komponen baja biasanya mempunyai bentuk standar dan sifat-sifat yang tertentu, serta
mudah diperoleh di mana-mana. 

Keseragaman 

Sifat-sifat baja baik sebagai bahan bangunan maupun dalam bentuk struktur dapat terkendali dengan baik sekali, sehingga para ahli dapat mengharapkan elemen-elemen dari konstruksi baja ini akan berperilaku sesuai dengan yang diperkirakan dalam perencanaan. Dengan demikian bisa dihindari terdapatnya proses pemborosan yang biasanya terjadi dalam perencanaan akibat adanya berbagai ketidakpastian.

Daktilitas

Sifat dari baja yang dapat mengalami deformasi yang besar di bawah pengaruh tegangan tarik yang tinggi tanpa hancur atau putus disebut sifat daktilitas. Adanya sifat ini membuat struktur baja mampu mencegah terjadinya proses robohnya bangunan secara tiba-tiba. Sifat ini sangat menguntungkan ditinjau dari aspek keamanan penghuni bangunan bila terjadi suatu goncangan yang tiba-tiba seperti misalnya pada peristiwa gempa bumi. Di samping itu keuntungan-keuntungan lain dari struktur baja, antara lain adalah:
− Proses pemasangan di lapangan berlangsung dengan cepat.
− Dapat di las.
− Komponen-komponen struktumya bisa digunakan lagi untuk keperluan lainnya.
− Komponen-komponen yang sudah tidak dapat digunakan lagi masih mempunyai nilai sebagai besi tua.
− Struktur yang dihasilkan bersifat permanen dengan cara pemeliharaan yang tidak terlalu sukar. 
Selain keuntungan-keuntungan tersebut bahan baja juga mempunyai kelemahan-kelemahan sebagai berikut :
− Komponen-komponen struktur yang dibuat dari bahan baja perlu diusahakan supaya tahan api sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk bahaya kebakaran.
− Diperlukannya suatu biaya pemeliharaan untuk mencegah baja dari bahaya karat.
− Akibat kemampuannya menahan tekukan pada batang-batang yang langsing, walaupun dapat menahan gaya-gaya aksial, tetapi tidak bisa mencegah terjadinya pergeseran horisontal

Sifat Mekanis Baja

Menurut SNI 03–1729–2002 tentang TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG Sifat mekanis baja struktural yang digunakan dalam perencanaan harus memenuhi persyaratan minimum yang diberikan pada Tabel 6.1. ô€‚ƒ Tegangan leleh Tegangan leleh untuk perencanaan (f y) tidak boleh diambil melebihi nilai yang diberikan Tabel 6.1. ô€‚ƒ Tegangan putus Tegangan putus untuk perencanaan (fu) tidak boleh diambil melebihi nilai yang diberikan Tabel 6.1.

Tabel 6.1. Sifat mekanis baja struktural
Sifat-sifat mekanis lainnya, Sifat-sifat mekanis lainnya baja struktural untuk maksud perencanaan ditetapkan sebagai berikut:
Modulus elastisitas : E = 200.000 MPa
Modulus geser        : G = 80.000 MPa
Nisbah poisson       : μ = 0,3
Koefisien pemuaian : á = 12 x 10 -6 / o C

Bentuk elemen baja sangat dipengaruhi oleh proses yang digunakan untuk membentuk baja tersebut. Sebagian besar baja dibentuk oleh proses hot-rolling (penggilingan dengan pemanasan) atau cold-forming (pembentukan dengan pendinginan). Penggilingan dengan pemanasan (hot-rolling) adalah proses pembentukan utama di mana bongkahan baja yang merah menyala secara besar-besaran digelindingkan di antara beberapa kelompok penggiling. Penampang melintang dari bongkahan yang ash biasanya dicetak dari baja yang baru dibuat dan biasanya berukuran sekitar 0,5 m x 0,5 m persegi, yang akibat proses penggilingan ukuran penampang melintang dikurangi menjadi lebih kecil dan menjadi bentuk yang tepat dan khusus.

Batasan bentuk penampang melintang yang dihasilkan sangat besar dan masing-masing bentuk memerlukan penggilingan akhir tersendiri. Bentuk penampang melintang I dan H biasanya digunakan untuk elemenelemen besar yang membentuk balok       
dan kolom pada rangka struktur. Bentuk kanal dan siku cocok untuk elemen-elemen kecil seperti lapisan tumpuan sekunder dan sub-elemen pada rangka segitiga. Bentuk penampang persegi, bulat, dan persegi empat yang berlubang dihasilkan dalam batasan ukuran yang luas dan digunakan seperti halnya pelat datar dan batang solid dengan berbagai ketebalan. Perincian ukuran dan geometri yang dimiliki seluruh penampang standar didaftarkan dalam tabel penampang yang dibuat oleh pabrik baja.
Pembentukan dengan pendinginan (cold-forming) adalah metode lain yang digunakan untuk
membuat komponen-komponen baja dalam jumlah yang besar. Dalam proses ini, lembaran baja tipis datar yang telah dihasilkan dari proses peng-gilingan dengan pemanasan dilipat
atau dibengkokkan dalam keadaan dingin untuk membentuk penampang melintang struktur
(Gambar 6.3).
Elemen-elemen yang dihasilkan dari proses ini mempunyai karakteristik yang serupa dengan penampang yang dihasilkan dari proses penggilingan dengan pemanasan.
Sisi paralel elemen-elemen tersebut memiliki penampang yang tetap, tetapi
ketebalan logam tersebut berkurang sehingga elemen-elemen tersebut lebih
ringan, dan tentunya memiliki kapasitas muat beban yang lebih rendah.
Bagaimanapun, proses-proses tersebut memungkinkan pembuatan bentuk
penampang yang sulit.

Satu hal lain yang membedakan proses-proses tersebut adalah bahwa peralatan yang digunakan untuk proses pencetakan dengan pendinginan lebih sederhana dan dapat digunakan untuk menghasilkan penampang melintang yang bentuknya disesuaikan untuk penggunaan yang khusus. Karena penampang yang dibentuk dengan pendinginan memiliki kapasitas muat yang rendah, maka penampang ini terutama digunakan untuk elemen sekunder pada struktur atap, seperti purlin, dan untuk sistem lapisan tumpuan. Potensi elemen-elemen tersebut untuk perkembangan di masa yang akan datang sangat besar. 

Komponen struktur baja dapat juga dihasilkan dengan pencetakan, yang dalam kasus yang sangat kompleks memungkinkan pembuatan bentuk penampang yang sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi, teknik ini bermasalah ketika digunakan untuk komponen struktur, yang disebabkan oleh kesulitan untuk menjamin mutu cetakan yang baik dan sama di keseluruhan bagian.

Fungsi struktur merupakan faktor utama dalam penentuan konfigurasi struktur. Berdasarkan konfigurasi struktur dan beban rencana, setiap elemen atau komponen dipilih untuk menyangga dan menyalurkan beban pada keseluruhan struktur dengan baik. Batang baja dipilih sesuai standar yang ditentukan oleh American Institute of Steel Construction (AISC) juga diberikan oleh American Society of Testing and Materials (ASTM). Pengelasan memungkinkan penggabungan plat dan/atau profil lain untuk mendapatkan suatu profil yang dibutuhkan oleh perencana atau arsitek.

Penampang yang dibuat dengan penggilingan panas, seperti diperlihatkan pada Gambar 6.4. Penampang yang paling banyak dipakai ialah profil sayap lebar (wide-flange) [Gambar 6.4(a)] yang dibentuk dengan penggilingan panas dalam pabrik baja. Ukuran profil sayap lebar ditunjukkan oleh tinggi nominal dan berat per kaki (ft), seperti W18 X 97 mempunyai tinggi 18 in (menurut AISC Manual tinggi sesungguhnya = 18,59 in) dan berat 97 pon per kaki. (Dalam satuan SI, penampang W18 X 97 disebut sebagai W460 x 142 yang tingginya 460 mm dan massanya 142 kg/m).

Balok Standar Amerika [Gambar 6.4(b)] yang biasanya disebut balok I memiliki sayap (flange) yang pendek dan meruncing, serta badan yang tebal dibanding dengan profil sayap lebar. Balok I jarang dipakai dewasa ini karena bahan yang berlebihan pada badannya dan kekakuan lateralnya relatif kecil (akibat sayap yang pendek). Kanal [Gambar 6.4(c)] dan siku [Gambar 6.4(d)] sering dipakai baik secara tersendiri atau digabungkan dengan penampang lain. Kanal misalnya ditunjukkan dengan C12 X 20,7, yang berarti tingginya 1.2 in dan beratnya 20,7 pon per kaki. Siku diidentifikasi oleh panjang kaki (yang panjang ditulis lebih dahulu) dan tebalnya, seperti, L6 X 4 X 3 Profil T struktural [Gambar 6.4(e)] dibuat dengan membelah dua profil sayap lebar atau balok I dan biasanya digunakan sebagai batang pada rangka batang (truss). Profil T misaInya diidentifikasi sebagai WT5 X 44, dengan 5 adalah tinggi nominal dan 44 adalah berat per kaki; profil T ini didapat dari W10 X 88, Penampang pipa [Gambar 6.4(f)] dibedakan atas "standar", "sangat kuat", dan "dua kali sangat kuat" sesuai dengan tebalnya dan juga dibedakan atas diameternya; misalnya, diameter 10 in-dua kali sangat kuat menunjukkan. ukuran pipa tertentu. Boks struktural [Gambar 6.4(g)] dipakai bila dibutuhkan penampilan arsitektur yang menarik dengan baja ekspos. Boks ditunjukkan dengan dimensi luar dan tebalnya, seperti boks struktural 8 X 6 X 1/4. 
Banyak profil lainnya dibentuk dalam keadaan dingin (cold-formed) dari bahan plat dengan tebal tidak lebih dari 1 in, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 6.5 dan Gambar 6.6. Beberapa keuntungan baja profil dingin antara lain:
− Lebih ringan
− Kekuatan dan kakuan yang tinggi
− Kemudahan pabrikasi dan produksi masal
− Kecepatan dan kemudahan pendirian
− Lebih ekonomis dalam pengangkutan dan pengelolaan
Baja profil keadaan dingin dapat diklasifikasikan menjadi:
− elemen struktur rangka individu (Gambar 6.5)
− lembaran-lembaran panel dan dek (Gambar 6.6)

Standar Nasional Indonesia

Menurut SNI 03 – 1729 – 2002 tentang TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG, semua baja struktural sebelum ifabrikasi, harus memenuhi ketentuan berikut ini:

− SK SNI S-05-1989-F: Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian B (Bahan Bangunan dari Besi/baja);
− SNI 07-0052-1987: Baja Kanal Bertepi Bulat Canai Panas, Mutu dan Cara Uji;
− SNI 07-0068-1987: Pipa Baja Karbon untuk Konstruksi Umum, Mutu dan Cara Uji;
− SNI 07-0138-1987: Baja Kanal C Ringan;
− SNI 07-0329-1989: Baja Bentuk I Bertepi Bulat Canai Panas, Mutu dan Cara Uji;
− SNI 07-0358-1989-A: Baja, Peraturan Umum Pemeriksaan;
− SNI 07-0722-1989: Baja Canai Panas untuk Konstruksi Umum;
− SNI 07-0950-1989: Pipa dan Pelat Baja Bergelombang Lapis Seng;
− SNI 07-2054-1990: Baja Siku Sama Kaki Bertepi Bulat Canai Panas, Mutu dan Cara Uji;

− SNI 07-2610-1992: Baja Profil H Hasil Pengelasan dengan Filter untuk Konstruksi Umum;
− SNI 07-3014-1992: Baja untuk Keperluan Rekayasa Umum;
− SNI 07-3015-1992: Baja Canai Panas untuk Konstruksi dengan Pengelasan;
− SNI 03-1726-1989: Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Rumah dan Gedung.


Konsep Sambungan Struktur Baja


Sistem Struktur dengan Konstruksi Baja

Hampir semua sistem konstruksi baja berat terbuat dari elemenelemen linear yang membentang satu arah. Berbagai penampang baja profil dengan flens lebar yang tersedia dalam berbagai ukuran dapat digunakan. Banyaknya ukuran penampang ini memungkinkan fleksibilitas dalam desain elemen balok-dan-kolom. Meskipun hubungan sederhana (sendi) umumnya digunakan pada sistem ini, kita dapat dengan mudah membuat titik hubung yang mampu memikul momen. Struktur rangka yang titik-titik hubungnya mampu memikul momen, mempunyai tahanan terhadap beban lateral cukup besar. Kestabilan lateral juga dapat ditingkatkan dengan menggunakan dinding geser atau elemen pengekang diagonal.


BALOK

Bentuk sayap lebar biasanya digunakan sebagai elemen yang membentang secara horizontal [lihat Gambar 6.7(a)]. Interval bentang yang mungkin untuk elemen ini sangat lebar. Elemen ini biasanya ditumpu sederhana kecuali apabila aksi rangka diperlukan untuk menjamin stabilitas, di mana hubungan yang mampu memikul momen digunakan. Bentuk-bentuk lain, seperti kanal, kadang-kadang digunakan untuk memikul momen, tetapi biasanya terbatas pada beban ringan dan bentang pendek.


GIRDER PLAT

Girder plat adalah bentuk khusus dari balok dengan penampang tersusun [Iihat Gambar 6.7(d)], Elemen ini dapat dirancang untuk berbagai macam beban maupun bentang yang dibutuhkan. Elemen struktur ini sangat berguna apabila beban yang sangat besar harus dipikul oleh bentang menengah. Elemen ini sering digunakan, misalnya sebagai elemen penyalur beban utama yang memikul beban kolom pada bentang bersih.

KONSTRUKSI KOMPOSIT

Banyak sistem struktural yang tidak dapat dikelompokkan secara mudah menurut material yang digunakan. Sistem balok komposit seperti terlihat pada Gambar 6.7(c) sering kita jumpai. Dalam hal ini, baja adalah bagian yang diletakkan pertama kali, kemudian beton dicor di sekitar penghubung geser (shear connectors) di atas balok baja. Adanya penghubung geser tersebut menyebabkan balok baja dan beton di atasnya bekerja secara integral. Dengan demikian terbentuk  enampang T dengan baja sebagai bagian yang mengalami tarik, dan beton yang mengalami tekan.


RANGKA BATANG DAN JOIST BATANG TERBUKA

Merupakan variasi tak hingga dari konfigurasi rangka batang yang mungkin digunakan. Rangka batang dapat juga dibuat atau dirancang secara khusus untuk bentang dan beban yang sangat besar. Joist web terbuka yang merupakan produksi besar-besaran [lihat Gambar 6.7(b)], dapat digunakan baik untuk sistem lantai maupun atap. Elemen ini umumnya relatif ringan dan terdistribusi merata. Joist web terbuka umumnya ditumpu sederhana, tetapi bila diperlukan dapat dibuat hubungan kaku. Pada sistem yang sama dapat digunakan joist web terbuka dan flens lebar yang mempunyai titik hubung yang dapat memikul momen sehingga kita mendapat aksi rangka yang dapat menahan beban lateral.

PELENGKUNG

Pelengkung kaku dengan berbagai bentuk dapat dibuat dari baja. Pelengkung yang telah dibuat di luar lokasi (prefabricated) dan telah tersedia untuk bentang kecil sampai menengah. Telah ada pelengkung yang dirancang secara khusus dan mempunyai bentang sangat panjang [misalnya bentang 300 ft (90 m) atau lebih]. Pelengkung baja dapat dibuat dari penampang masif atau dinding terbuka.

CANGKANG

Banyak bentuk cangkang yang menggunakan baja. Masalah utama dalam penggunaan baja untuk memperoleh permukaan berkelengkungan ganda adalah memuat bentuk dari elemen-elemen garis. Pada kubah,misalnya, baik pendekatan dengan rusuk atau geodesik adalah mungkin. Dek baja ringan yang erdimensi kecil umumnya digunakan untuk membentuk permukaan terluarnya. Pada situasi bentang kecil, permukaan baja melengkung dapat dibuat dengan menekan lembaran baja secara khusus agar serupa dengan cara yang digunakan dalam membuat bentuk baja berkelengkungan tunggal maupun ganda pada badan mobil.

STRUKTUR KABEL

Baja adalah satu-satunya material yang dapat digunakan sebagai struktur kabel. Bentuk struktur kabel yang dapat dibuat tak hingga banyaknya. Kabel dapat digunakan untuk atap permanen yang permukaan penutupnya dapat berupa elemen rangka datar kaku atau permukaan membran.

UKURAN ELEMEN

Gambar 6.8 mengilustrasikan batas-batas perbandingan tinggi bentang untuk beberapa sistem struktur baja yang umum digunakan. Kolom baja struktural umumnya mempunyai perbandingan tebal-tinggi bervariasi antara 1 : 24 dan 1 : 9, yang tergantung pada beban dan tinggi kolom.Keseluruhan kemungkinan bentang yang dapat dicapai dari beberapa sistem terangkum dalam gambar 6.9.

Setiap struktur adalah gabungan dari bagian-bagian tersendiri atau batang-batang yang harus disambung bersama (biasanya di ujung batang) dengan beberapa cara. Sambungan terdiri dari komponen sambungan (pelat pengisi, pelat buhul, pelat pendukung, dan pelat penyambung) dan alat pengencang (baut dan las)

Prestress Engineering

Beton prategang pada dasarnya adalah beton di mana tegangan-tegangan internal dengan besar serta distribusi yang sesuai diberikan sedemikian rupa sehingga tegangan-tegangan yang diakibatkan oleh beban-beban luar dilawan sampai suatu tingkat yang diinginkan. Pada batang beton bertulang, prategang pada umumnya diberikan dengan menarik baja tulangannya.
Kekuatan tarik beton polos hanyalah merupakan suatu fraksi saja dari kekuatan tekannya dan masalah kurang sempurnanya kekuatan tarik ini ternyata menjadi faktor pendorong dalam pengembangan material komposit yang dikenal sebagai “beton bertulang”.
Timbulnya retak-retak awal pada beton bertulang yang disebabkan oleh ketidakcocokan (non compatibility) dalam regangan-regangan baja dan beton barangkali merupakan titik awal dikembangkannya suatu material baru seperti “beton prategang”. Penerapan tegangan tekan permanen pada suatu material seperti beton, yang kuat menahan tekanan tetapi lemah dalam menahan tarikan, akan meningkatkan kekuatan tarik yang nyata dari material tersebut, sebab penerapan tegangan tarik yang berikutnya pertama-tama harus meniadakan prategang tekanan. Dalam tahun 1904, Freyssinet mencoba memasukkan gaya-gaya yang bekerja secara permanen pada beton untuk melawan gaya-gaya elastik yang ditimbulkan oleh beban dan gagasan ini kemudian telah dikembangkan dengan sebutan “prategang”.

Soil Engineering

Saat ini, dunia teknik sudah semakin berkembang, selain juga memang semakin banyak dibutuhkan para insinyur atas kemajuan zaman, juga karena kini masyarakat sudah mulai mengenal dunia edukasi dalam hal ini yang lebih khususnya dunia teknik. Ya salah satunya, dunia pertambangan dan perminyakan, yang saat ini semakin marak diminati karena banyaknya eksplorasi dan pengembangan hasil bumi yang tidak bisa diperbaharui ini. Tapi tahukah anda, meski masih dalam satu lingkup, mengapa kedua keilmuan ini di pisah pendidikannya, bahkan sampai di buat konsentrasi program studi yang berlainan?
Ya, dari tujuannya sendiri, ternyata sudah sangat jauh berbeda, Teknik Pertambangan adalah suatu disiplin ilmu keteknikan/rekayasa yang mempelajari tentang bahan galian/sumberdaya mineral, minyak, gas bumi, dan batubara mulai dari penyelidikan umum (propeksi), eksplorasi, penambangan (eksploitasi), pengolahan, pemurnian, pengangkutan, sampai ke pemasaran sehingga dapat dimanfaatkan oleh manusia. Kerekayasaan dalam Teknik Pertambangan mencakup perancangan, eksplorasi (menemukan dan menganalisis kelayakan tambang), metode eksploitasi, Teknik Pertambangan (menentukan teknik penggalian, perencanaan dan pengontrolannya) dan pengolahan bahan tambang yang berwawasan lingkungan. Dalam Teknik Pertambangan, pendidikan ditekankan pada kemampuan analisis maupun praktis (terapan) untuk tujuan penelitian maupun aplikasi praktis. Sedangkan Teknik Perminyakan adalah bidang ilmu teknik yang mempelajari bagaimana terbentuknya minyak dan gas bumi di dalam perut bumi, dan mencari tahu berapa banyak jumlah cadangan yang ada untuk selanjutnya dapat diambil dan diproduksi dalam bentuk crude oil ataupun gas alam. Dengan semakin berkembangnya industri energi, maka panas bumi juga termasuk di dalam lingkup Teknik Perminyakan.
Selanjutnya perbedaannya juga terdapat pada, bahan studinya, dimana Teknik Pertambangan berkutat pada studi bahan mineral berbentuk padat.  Seperti Batubara, tembaga, emas, perak, uranium, pokoknya asal masih padat, masuk dalam wilayah pertambangan. Sedangkan Teknik Perminyakan mencakup minyak bumi dan gas alias bahan tambang berbentuk non padat.Kedua bidang ilmu ini dibedakan karena perbedaan karakteristik dari padat dan zat non padat itu sendiri.
Selain itu, perbedaan keduanya juga terdapat pada, ilmu terapanya, dimana teknik pertambangan itu terkonsenterasi opsi jalur pilihan, yakni Tambang Eksplorasi dan Tambang Umum. Pada tambang eksplorasi, pendidikan yang diberikan bersifat komprehensif dalam segala aspek dari kegiatan eksplorasi penambangan. Sedangkan pada tambang umum, bidang kajian mencakup sebagian aktivitas tahap pra penambangan, yaitu berkaitan dengan pemilihan metode penambangan dan kebutuhan fasilitas/sarana dan prasarana, design & engineering, developing, serta aktivitas tahap penambangan (pemberaian, pemuatan, pengangkutan dan pengendalian biaya). Keempat komponen aktivitas utama pada jalur tambang umum ditunjang oleh berbagai aktivitas yaitu pemetaan, kestabilan penggalian, perancangan dan rekayasa, pelayanan, energi, perawatan, kesehatan dan keselamatan kerja, ventilasi, pengendalian air dan reklamasi, serta pemahaman geologi, mineralogi, mineral deposit, mineral processing dan marketing. Sedangkan Ilmu terapan yang dipelajari dalam Teknik Perminyakan adalah ilmu mengenai ekstraksi (eksplorasi dan eksploitasi) minyak, gas bumi, dan juga panas bumi dari berbagai sisi yaitu sisi reservoir, penilaian formasi, pemboran, produksi, dan juga pengolahan sampai masalah ekonomi perminyakan. Selain itu juga dipelajari tentang aplikasi prinsip-prinsip ilmu teknik, manajemen, dan ekonomi dalam perencanaan, produksi, serta transportasi sumber daya alam (minyak dan gas bumi)

Piles Engineering

Teknik Pondasi (ada juga yang mengeja teknik fondasi) adalah suatu upaya teknis untuk mendapatkan jenis dan dimensi pondasi bangunan yang efisien, sehingga dapat menyangga beban yang bekerja dengan baik. Merupakan bagian dari ilmu Geoteknik.
Jenis-jenis pondasi
Pondasi dapat digolongkan menjadi tiga jenis:
•    Pondasi Dangkal (eng: Shallow Foundation, de: Flach- und Flächengründungen), di dalamnya terdiri dari:
- Pondasi Setempat (eng: Single Footing, de: Einzelfundament)
- Pondasi Menerus (eng: Continuous Footing, de: Streifenfundament)
- Pondasi Pelat (eng: Plate Foundation, de:Plattenfundament)
Disebut Pondasi dangkal karena kedalaman masuknya ke tanah relatif dangkal, hanya beberapa meter masuknya ke dalam tanah. Salah satu tipe yang sering digunakan ialah pondasi menerus yang biasa pada rumah-rumah,dibuat dari beton atau pasangan batu,meneruskan beban dari dinding dan kolom bangunan ke tanah keras.
•    Pondasi KADAL (eng: Deep Foundation, de: Tiefgründungen). Digunakan untuk menyalurkan beban bangunan melewati lapisan tanah yang lemah di bagian atas ke lapisan bawah yang lebih keras. Contohnya antara lain Tiang Pancang, Tiang Bor, kaison, dan semacamnya. Penyebutannya dapat berbeda-beda tergantung disiplin ilmu atau pasarannya.contohnya: Pondasi Tiang Pancang (eng: Pile Foundation, de: Pfahlgründungen)
•    Kombinasi Pondasi Pelat dan Tiang Pancang (eng: Combination of Plate-Pile Foundation, de: Kombinierte Platten-Pfahlgründungen-KPP)
Jenis pondasi yang digunakan dalam suatu perencanaan bangunan tergantung dari jenis tanah dan beban yang bekerja pada lokasi rencana proyek.
Desain Pondasi
Pondasi didesain agar memiliki kapasitas dukung dengan penurunan / settlement tertentu oleh para Insinyur geoteknik dan struktur. Desain utamanya mempertimbangkan penurunan dan daya dukung tanah, dalam beberapa kasus semisal turap, defleksi / lendutan pondasi juga diikutkan dalam perteimbangan. Ketika berbicara penurunan, yang diperhitungkan biasanya penurunan total(keseluruhan bagian pondasi turun bersama-sama) dan penurunan diferensial(sebagian pondasi saja yang turun / miring). Ini dapat menimbulkan masalah bagi struktur yang didukungnya.
Daya dukung pondasi merupakan kombinasi dari kekuatan gesekan tanah terhadap pondasi( tergantung pada jenis tanah, massa jenisnya, nilai kohesi adhesinya, kedalamannya, dsb), kekuatan tanah dimana ujung pondasi itu berdiri, dan juga pada bahan pondasi itu sendiri. Dalamnya tanah serta perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya amatlah sulit dipastikan, oleh karena itu para ahli geoteknik membatasi beban yang bekerja hanya boleh, biasanya, sepertiga dari kekuatan desainnya.
Beban yang bekerja pada suatu pondasi dapat diproyeksikan menjadi:
•    Beban Horizontal/Beban Geser, contohnya beban akibat gaya tekan tanah, transfer beban akibat gaya angin pada dinding.
•    Beban Vertikal/Beban Tekan dan Beban Tarik, contohnya:
- Beban Mati, contoh berat sendiri bangunan
- Beban Hidup, contoh beban penghuni, air hujan dan salju
- Gaya Gempa
- Gaya Angkat Air

Marine Engineering

ilmu teknik sipil – Dermaga adalah tempat kapal ditambatkan di pelabuhan sebagai tempat kegiatan bongkar muat barang dan orang dari dan ke atas kapal dan bisa juga sebagai tempat pengisian bahan bakar untuk kapal, air minum, air bersih, saluran untuk air kotor/limbah yang akan diproses lebih lanjut di pelabuhan.
Jenis-jenis dermaga antara lain :
  1. žDermaga barang umum
  2. žDermaga peti kemas
  3. žDermaga curah
  4. žDermaga khusus
  5. žDermaga Apung

Dermaga Barang Umum

Dermaga barang umum adalah dermaga yang diperuntukkan untuk bongkar muat barang umum/general cargo keatas kapal.


Dermaga Peti Kemas

Dermaga peti kemas adalah dermaga yang khusus diperuntukkan untuk bongkar muat peti kemas. Bongkar muat peti kemas biasanya menggunakan kran (crane).


Dermaga Curah

Dermaga curah adalah dermaga yang khusus digunakan untuk bongkar muat barang curah yang biasanya menggunakan ban berjalan (conveyor belt)


Dermaga Khusus

Dermaga yang khusus digunakan untuk mengangkut barang khusus, seperti bahan bakar minyak, bahan bakar gas dan lain sebagainya.

Dermaga Apung

Dermaga apung adalah tempat untuk menambatkan kapal pada suatu ponton yang mengapung di atas air.



Tipe Dermaga

  1. Dermaga quay wall
  2. Dermaga dolphin
  3. Dermaga system Jetty

Dermaga Quay Wall

Terdiri struktur yang sejajar pantai, berupa tembok yang berdiri diatas pantai, konstruksi sheet pile baja/beton atau caisson beton. Biasanya dilokasi pantai tidak landai yang sering disebut sebagai pelabuhan alam sehingga kedalaman yang diinginkan tidak terlalu jauh dari garis pantai.

Dermaga Dolphin

Tempat sandar kapal berupa dolphin diatas tiang pancang. Biasanya dilokasi dgn pantai yang landai, diperlukan jembatan trestel sampai dengan kedalaman yang dibutuhkan.

Dermaga System Jetty

Dapat berupa dermaga apung umumnya digunakan untuk kapal-kapal penumpang pada dermaga angkutan sungai/danau yang tidak membutuhkan konstruksi yang kuat untuk menahan muatan barang yang akan diangkut dengan kapal

Hydraulics

Sistem hidrolik adalah suatu sistem pemindah dengan menggunakan media fluida, dalam hal ini minyak hidrolik. Dimana sistem hidrolik berfungsi untuk menggerakan dan mengatur seluruh peralatan dan sistem kontrol.

Ada dua macam sistem hidrolik yang dikenal yaitu :
1. Sistem Terbuka.
Dalam sistem ini, bila katup pengontrol dalam keadaan netral maka aliran minyak hidrolik yang dihasilkan pompa langsung dikembalikan ke tangki hidrolik dan berhubungan langsung dengan udara luar sebelum dipompa lagi. Pada saat itu kapasitas aliran minyak hidrolik yang dihasilkan pompa mencapai maksimum sedang tekanannya minimum (atm). Keuntungan sistem ini antara lain tidak membutuhkan sistem pengontrolan terhadap kapasitas aliran pompa dan juga pompa yang digunakan konstruksinya relatif sederhana, sehingga sistem ini ekonomis dan mudah dalam perawatannya.
2. Sistem Tertutup
Bila katup pengontrol dalam keadaan netral maka aliran oli yang dihasilkan pompa hidrolik menuju ke sistem menjadi tertutup dan tidak berhubungan langsung dengan udara luar (atmosfer). Dengan demikian maka tekanan antara pompa dan katup pengontrol akan naik sampai batas tertentu. Tekanan tersebut kemudian digunakan untuk sistem pengontrolan sehingga pompa akan berhenti mengalirkan minyak hidrolik ke dalam sistem hidrolik. Keuntungan sistem ini antara lain dapat menghasilkan gerakan yang relatif stabil sehingga tidak akan terjadi penurunan gerakan perlengkapan kerja yang disebabkan belum tercapainya tekanan minyak hidrolik pada saat pindah gerakan.
Ada dua faktor pokok yang menentukan kerja dari suatu sistem hidrolik:
1. Aliran oli (flow) yang dinyatakan dalam liter/menit atau galon per menit (gpm)
2. Tekanan (pressure) yang dinyatakan dalam kg/cm2 atau psi (pound per square inch)
Kedua faktor tersebut memberikan indikasi sendiri–sendiri, flow atau aliran memberikan indikasi kecepatan. Kalau aliran oli bertambah tentu kecepatan silinder atau motor akan bertambah pula, begitu juga sebaliknya. Tekanan atau pressure akan memberikan indikasi kekuatan atau gaya. Jadi kalau tekanan oli yang di perlukan tidak cukup tentu tenaga yang dihasilkan akan berkurang pula.

Highway Engineering

REKAYASA JALAN RAYA I

Sejarah perkembangan jalan dimulai dengan sejarah manusia itu sendiri yang selalu berhasrat untuk mencari kebutuhan hidup dan berkomunikasi dengan sesama. Dengan demikian perkembangan jalan saling berkaitan dengan teknik jalan, seiring dengan perkembangan teknologi yang ditemukan manusia.
Pada awalnya jalan raya hanya berupa jejak manusia yang mencari kebutuhan hidup. Setelah manusia mulai hidup berkelompok jejak-jejak berubah menjadi jalan setapak yang masih belum berbentuk Jalan yang rata. Dengan dipergunakan alat transportasi seperti hewan, kereta, atau yang lainnya, mulai dibuat jalan yang rata.
Sejarah perkembangan jalan di Indonesia yang tercatat dalam sejarah bangsa Indonesia adalah pembangunan jalan Daendles pada zaman Belanda, yang dibangun dari anyer di Banten sampai Panarukan di Banyuwangi Jawa Timur. Yang diperkirakan 1000 km. Pembangunan tersebut dilakukan dengan kerja paksa pada akhir abad 18. Tujuan pembangunan pada saat itu terutama untuk kepentingan strategi dan dimasa tanam paksa untuk memudahkan pengangkutan hasil bumi.
Jalan Daendles tersebut belum direncanakan secara teknis baik geometrik maupun perkerasannya. Konstruksi perkerasan jalan berkembang pesat pada jaman keemasan Romawi. Pada saat itu telah dimulai dibangun jalan-jalan yang terdiri dari beberapa lapis perkerasan. Perkembangan konstruksi perkerasan jalan seakan terhenti dengan runtuhnya kekuasaan Romawi sampai abad 18.
Pada akhir abad 18, Thomas Telford  dari Skotlandia (1757-1834) ahli jembatan lengkung dari batu, menciptakan konstruksi perkerasan jalan yang prinsipnya sama seperti jembatan lengkung seperti berikut ini ;
“ Prinsip desak-desakan dengan menggunakan batu-batu belah yang dipasang berdiri dengan tangan “.
Konstruksi ini sangat berhasil  kemudian disebut “Sistem Telford”.


 









Pada waktu itu pula John Mc Adam (1756 – 1836), memperkenalkan kontruksi perkerasan dengan prinsip “tumpang-tindih” dengan menggunakan batu-batu pecah dengan ukuran terbesar (± 3“). Perkerasan sistem ini sangat berhasil pula dan merupakan prinsip pembuatan jalan secara masinal/mekanis (dengan mesin). Selanjutnya sistem ini disebut “Sistem Mc. Adam”.
 


 Sampai sekarang ini kedua sistem perkerasan tersebut masih sering dipergunakan di daerah–daerah di Indonesia dengan menggabungkannya menjadi sistem Telford-Mc Adam ialah utk bagian bawah sistem Telford dan bagian atasnya sistem Mc Adam.
Perkerasan jalan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat ditemukan pertama kali di Babylon pada tahun 625 SM, tetapi perkerasan jenis ini tidak berkembang sampai ditemukan kendaraan bermotor oleh Gofflieb Daimler dan Karl Benz pada tahun 1880. Mulai tahun 1920 sampai sekarang teknologi konstruksi perkerasan dengan menggunakan aspal sebagai bahan pengikat maju pesat. Di Indonesia perkembangan perkerasan aspal dimulai pada tahap awal berupa konstruksi Telford dan Macadam yang kemudian diberi lapisan aus yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat dan ditaburi pasir kasar yang kemudian berkembang menjadi lapisan penetrasi (Lapisan Burtu, Burda Buras). Tahun 1980 diperkenalkan perkerasan jalan dengan aspal: emulsi dan Butas, tetapi dalam pelaksanaan atau pemakaian aspal butas terdapat permasalahan dalam hal variasi kadar aspalnya yang kemudian disempurnakan pada tahun 1990 dengan teknologi beton mastic, perkembangan konstruksi perkerasan jalan. menggunakan aspal panas (hot mix) mulai berkembang di Indonesia pada tahun 1975, kemudian disusul dengan jenis yang lain seperti: aspal beton (AC) dan lain-lain.
Konstruksi perkerasan menggunakan semen sebagai bahan pengikat telah ditemukan pada tahun 1928 di London tetap; konstruksi perkerasan ini mulai berkembang pesat sejak tahun 1970 dimana mulai diperkenalkannya pembangunan perkerasan jalan sesuai dengan fungsinya. Sedangkan perencanaan geometrik jalan seperti sekarang ini baru dikenal sekitar pertengahan tahun 1960 kemudian mengalami perkembangan yang cukup pesat sejak tahun 1980.
Perencanaan Geometrik Jalan merupakan bagian dari perencanaan jalan yang dititik beratkan pada perencanaan bentuk fisik jalan sehingga dapat memenuhi, fungsi dasar dari jalan yaitu memberikan pelayanan optimum (keamanan dan kenyamanan) pada arus lalu-lintas dan sebagai akses kerumah-rumah. Dalam lingkup perencanaan geometrik jalan tidak termasuk perencanaan tebal perkerasan jalan walaupun dimensi dari perkerasan merupakan bagian dari perencanaan jalan seutuhnya, demikian pula dengan drainase jalan.
Tujuan dari perencanaan Geometrik jalan adalah “menghasilkan infrastruktur yang aman, effisiensi pelayanan arus lalu lintas dan memaksimalkan ratio tingkat penggunaan biaya pelaksanaan”. Ruang, bentuk, dan ukuran jalan dikatakan baik, jika dapat memberi rasa aman dan nyaman kepada pemakai jalan.
Dasar dari perencanaan geometrik adalah
Œ    Sifat gerakan, dan
Œ    Ukuran kendaraan,
Œ    Sifat pengemudi Dalam Mengendalikan Gerak Kendaraannya,
Œ    Karakteristik arus lalu-lintas.
Hal-hal tersebut haruslah menjadi bahan pertimbangan perencana sehingga dihasilkan bentuk dan ukuran jalan, serta ruang gerak kendaraan yang memenuhi tingkat kenyamanan dan keamanan yang diharapkan

Senin, 13 Agustus 2012

CONCRETE

Dalam konstruksi, beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi aggregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen dan air.
Biasanya dipercayai bahwa beton mengering setelah pencampuran dan peletakan. Sebenarnya, beton tidak menjadi padat karena air menguap, tetapi semen berhidrasi, mengelem komponen lainnya bersama dan akhirnya membentuk material seperti-batu. Beton digunakan untuk membuat perkerasan jalan, struktur bangunan, fondasi, jalan, jembatan penyeberangan, struktur parkiran,dasar untuk pagar/gerbang, dan semen dalam bata atau tembok blok. Nama lama untuk beton adalah batu cair.
Dalam perkembangannya banyak ditemukan beton baru hasil modifikasi, seperti beton ringan, beton semprot (eng: shotcrete), beton fiber, beton berkekuatan tinggi, beton berkekuatan sangat tinggi, beton mampat sendiri (eng: self compacted concrete) dll.

BETON MASSA

Beton Massa adalah Volume beton besar dengan dimensi cukup luas (ACI). Beton Massa adalah beton yang dituangkan dalam volume besar, yaitu perbandingan antara volume dan luas permukaan besar, biasanya dianggap beton massa jika dimensinya lebih dari 60cm. (Tjokrodimulyo, 2007)

Panas Hidrasi pada Beton Massa

Perbedaan temperatur bagian dalam dan bagian luar yang terjadi akibat adanya panas hidrasi. Panas yang timbul ini membuat beton mengembang, namun bagian luar lebih cepat menurun panasnya adapun bagian dalam lebih lambat dan terjadilah kecenderungan timbul retak-retak. Proses retak-retak ini berlangsung bersamaan proses pengerasan beton.

Pada tahap proses pengerasan tersebut, beton massa berlaku sama seperti logam besar yang dituang (dicor)dalam temperatur sekitar yang dingin. Lapisan luar mendingIn dan menyusut dahulu, sedangkan lapisan dalam masih sedikit panas yang berarti belum susut, maka terjadilah perbedaan volume, yang menimbulkan kecederungan untuk retak. Tahap berikutnya, lapisan bagian dalam mendingin dan menyusut sehingga menarik lapisan luar yang sudah berhenti menyusut.

Cara Mengurangi Retak Pada Beton Massa

Memakai perbandingan berat agregat halus dan agregat kasar yang paling tepat, agar hanya diperlukan semen yang minimum walaupun kuat tekan betonnya sama. Mengunakan air sesedikit-sedikitnya, karena untuk memperoleh mutu beton yang sama diperlukan FAS sama, berarti akan dipakai semen sedikit jika airnya sedikit. Pemakaian air yang sedikit mempunyai konsekuensi adukan beton lebih kental, sehingga sering hanya slump 25 mm saja sehingga pemadatannya dilakukan dengan compacted roller yang biasanya untuk memadatkan tanah.

Perbandingan antara berat air dan berat semen (FAS) antara 0,5 – 0, Jika digunakan ukuran maksimun agegrat kasar 75 mm, maka perbadingan antara agregat campuran dgn semen adalah 6 : 9.
Jika digunakan ukuran maksimum agregat kasar 150 mm, maka perbadingan berat antara agregat campuran dgn semen adalah sekitar 8 : 15. 



Kamis, 09 Agustus 2012

PDKT (Pengenalan Dunia Kampus Teknik) UNTIRTA

KISAH - KASIH MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK UNTIRTA.

Photo ngantri subuh-subuh buta...
"Menyongsong Fajar"
Hmmmmm cantik-cantik juga ya calon mahasiswanya.
Teknik.... Kuat..kuat...kuat.... :-)

Wah ceria-ceria ya tuh......
Pasukan FT Untirta..


Mental yang kuat melahirkan jiwa yang tak tergoyahkan.. hahahaha..


























































Semangat menempuh kuliah di Fakultas Teknik UNTIRTA...


by.suryadi noegroho

Lowongan Kerja Jobs DB

«»
Get this widget